Persiapan Haji Indonesia di Saudi Sudah 95%
By Admin
nusakini.com-- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan bahwa pihaknya terus melakukan persiapan penyelenggaraan ibadah haji 1437H/2016M. Proses persiapan di Arab Saudi berlangsung intensif, hingga hampir mendekati final.
“Alhamdulillah persiapan terus dilakukan dan semakin intensif. Seluruh hotel di Makkah dan Madinah saat ini sudah selesai penyewaannya karena semuanya sudah selesai kita kontrak. Katering, baik di Makkah, Madinah, dan Arafah juga sudah selesai kita kontrak dengan perusahaan di sana. Juga transportasi darat antara madinah ke makkah, ini juga sudah,” kata Menag, Jumat (27/5).
“Relatif hal ihwal pengurusan yang terkait di Tanah Suci sudah 95% nyaris selesai,” tambahnya.
Seiring persiapan di Tanah Suci, Kementerian Agama juga terus melakukan persiapan penyelenggaraan ibadah haji di di Tanah Air. Persiapan tersebut, lanjut Menag, terkait dengan pembuatan paspor, pemvisaan, pengkloteran, dan lainnya. Namun demikian, proses persiapan itu dilakukan sambil menunggu pelunasan jamaah haji Indonesia.
Sampai dengan penutupan hari ini, Jumat (27/5) pukul 15.00 WIB, data Monitoring Pelunasan Haji Reguler pada Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah menunjukan sebanyak 110.844 jamaah (71,95%) telah melakukan pelunasan. Selain itu, sudah ada 1.413 jamaah (18,17%) yang telah melakukan pelunasan BPIH dengan status cadangan.
“Kita tinggal menunggu beberapa hari ke depan. Kalau seluruhnya sudah melunasi, maka proses pemvisaan, pengkloteran, dan lainnya dengan mudah bisa dilakukan. Mudah-mudahan kita bisa lebih siap di banding tahun kemarin,” tandasnya.
Sebelumnya, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Abdul Djamil menegaskan bahwa persiapan pemondokan bagi jamaah Indonesia di Makkah dan Madinah pada penyelenggaraan haji tahun ini sudah selesai seluruhnya. Menurutnya, selain jaraknya lebih dekat dengan Masjidil Haram dan kualitasnya juga bagus.
“Pemondokan jamaah haji di Makkah jarak terjauh kurang dari 4.500 meter. Pada musim haji sebelumnya, jarak terjauh lebih dari 4.500 meter,” kata Abdul Djamil melalui rilis yang diterima Pinmas, Kamis (26/5).
“(Kualitasnya) Setara hotel berbintang tiga. Jadi lebih tepat dikatakan hotel. Karena fisik dan fasilitasnya memang layaknya hotel,” tambahnya.
Selain itu, lanjut Djamil, pada tahun ini, Ditjen PHU juga telah menyediakan pemondokan cadangan, baik di Makkah maupun Madinah untuk mengantisipasi jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti kebakaran, perubahan jadwal kedatangan dan keberangkatan, termasuk untuk layanan kesehatan. “Pemondokan cadangan ini juga fisik dan fasilitas layanannya sama seperti hotel berbintang tiga,” kata Abdul Djamil.
Direktur Layanan Haji Luar Negeri Sri Ilham Lubis menjelaskan, pemondokan jamaah haji di Makkah sebanyak 117 gedung. Pemondokan ini terbagi di enam wilayah, yaitu: Mahbas Jin, Aziziah, Misfalah, Jarwal, Syisyah, dan Raudhah dengan jarak terjauh kurang dari 4,5 km dari Masidil Haram. “Kapasitas gedung terkecil sebanyak 392 orang untuk 1 kloter (Syisah Tower 50) dan terbesar sebanyak 6.371 orang untuk 17 kloter (Grand Taisir, Jarwal), kata Sri Ilham, Kamis (26/5).
Hunian jamaah haji dibagi menjadi 9 sektor dengan rata-rata layanan sebanyak 17.961 jemaah haji. Kesembilan sektor itu terdistribusi di enam lokasi, yaitu: dua sektor di Mahbas Jin, dua sektor di Aziziah, dua sektor di Syisah, satu sektor di Jarwal, satu sektor di Misfalah, dan satu sektor di Raudhah. Sri Ilham menambahkan, pemerintah memilih lokasi pemondokan berdasarkan kriteria kemudahan akses menuju Masjidil Haram, seperti jalan raya yang landai, tidak terlalu banyak tanjakan dan sedikit belokan.
Sementara itu, untuk pemondokan di Madinah, Sri memastikan kalau seluruhnya bertipe hotel yang dan berada di wilayah Markaziah dengan jarak terjauh 584 meter dari Masjid Nabawi. “Dekatnya jarak itu akan mudah ditempuh jamaah dengan berjalan kaki ke Masjid Nabawi dan tidak membutuhkan angkutan umum untuk menjalankan ibadah Sunah Arbain,” kata Sri Ilham.
“Sama seperti di Makkah, di Madinah untuk tahun ini juga disediakan Akomodasi cadangan dengan kapasitas kloter terbesar dan layanan kesehatan untuk mengantisipasi perubahan jadual kedatangan dan keberangkatan juga untuk jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti kebakaran,” tambahnya. (p/ab)